Senin, 02 September 2019

Meriahnya Pasar Wisata Digital Situ Cangkuang

Assalamualaikum wr.wb



Pada Senin (2/9/2019) Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Pasar Wisata Digital Situ Cangkuang di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Acara peresmian Pasar Wisata Digital Situ Cangkuang tersebut dihadiri anggota DPR RI Ferdiansyah, Bupati Garut Rudy Gunawan, Artis Nasional Tyas Mirasih dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Garut serta tokoh masyarakat.

Pasar Wisata Digital Situ Cangkuang tidak hanya menyuguhkan tempat foto yang menarik, tetapi ada wisata edukasi sejarahnya yakni adanya Candi Cangkuang.

Objek wisata Candi Cangkuang memiliki peninggalan bersejarah termasuk adanya Kampung Adat Pulo yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan.








Destinasi wisata di Situ Cangkuang ini sangat lengkap, selain keindahan alam, kita bisa belajar sejarah, foto, juga makanan.



Terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb




Selasa, 27 Agustus 2019

KESIAPAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA

Assalamualaikum wr.wb
Sudah siapkah Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?


Revolusi Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala, sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai, sehingga menghasilkan pengenalan pola dan pengolahan bahasa pemrograman untuk meniru cara kerja otak manusia dalam sebuah sistem.

Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri. Singkatnya, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.


Masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 Indonesia terletak pada SDM dan pemerataan, beberapa sektor industri di Indonesia masih belum mendekati Industri 4.0, contoh saja pada industri agraris, masih ada petani menggunakan cangkul, walaupun beberapa daerah petaninya sudah memasuki Industri 4.0, tidak semua petani menguasai komputer.

Masalah lainnya terletak pada banyaknya penduduk Indonesia yang tidak memiliki SDM memadai, karena diperkirakan dengan masuknya industri ini akan memangkas tenaga manusia dengan kemampuan SDM rendah dan kemungkinan meningkatkan angka pengangguran.

Cara pemerintah mengadapi hal tersebut dimulai dari pembangunan infrastruktur untuk pemerataan distribusi di berbagai sektor dan perombakan kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan industri ini.


Kesimpulannya kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan belajar, keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0, sehingga kita akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita tentu berharap industri 4.0 tetap dalam kendali. Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, bahwa perubahan besar dalam industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.



Wasalamualaikum wr.wb

Kamis, 15 Agustus 2019

Perpindahan Ibukota RI

Assalamualaikum wr.wb
Sudah tau rencana tentang perpindahan ibukota baru kan?


Pemerintah berencana menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dalam memuluskan rencana pemindahan ibu kota. Jika berhasil, Indonesia bisa menjadi negara yang pertama yang menerapkan skema tersebut dalam sejarah pemindahan ibu kota suatu negara.

Pemerintah sendiri memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membangun ibu kota baru mencapai Rp 466 triliun. Kebutuhan tersebut untuk mencakup penyediaan fungsi utama ibu kota seperti gedung pemerintahan, hingga pengadaan lahan.

Dana Rp 446 triliun dialokasikan untuk empat hal. Yang pertama berkaitan dengan fungsi utama, meliputi gedung legislatif, yudikatif, dan eksekutif, serta istana negara dan bangunan strategis TNI/Polri.

Berikutnya yang kedua adalah menyediakan fungsi pendukung, meliputi rumah dinas untuk ASN dan TNI/Polri, sarana pendidikan seperti gedung sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan dan lembaga pemasyarakatan.

Selanjutnya, yang ketiga biaya pemindahan ibu kota juga untuk penyediaan fungsi penunjang, meliputi sarana dan prasarana jalan, listrik, telekomunikasi, air minum, drainase, pengolah limbah dan lain sebagainya. Terakhir adalah biaya untuk pengadaan lahan.

Tentunya, pemindahan ini diharapkan berjalan mulus dan lancar tanpa bayang-bayang kegagalan yang terjadi negara lain. Bagaimana caranya?
Langkah pertama adalah memutuskan lokasi.
Dan infrastruktur paling dasar dalam sebuah kota adalah tentunya jalan, jalan penghubung, kemudian ada bandara dan ada akses ke pelabuhan sehingga menjadikan kota sebagai salah satu kriteria lokasi.

Terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb

Minggu, 11 Agustus 2019

Wisata Digital Situ Bagendit

Assalamualaikum wr.wb

Pada Sabtu (10/08/2019) diadakan pasar wisata digital yang bertempat di Situ Bagendit.


Acara ini dihadiri oleh Bapak Rudy Gunawan selaku Bupati Kab.Garut. 



Dan masih banyak lagi yang hadir dalam acara ini. Selain utu ada beberapa pertunjukan budaya juga seperti Silat, Angklung, dan Tarian tradisional. Pasar wisata digital ini juga terdapat banyak makanan khas sunda seperti Burayot, Dodol, Raginang dan masih banyak lagi.





Sekian informasi dari saya semoga bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Rabu, 07 Agustus 2019

Kunjungan Industri DKI Jakarta

Assalamualaikum wr.wb





Pada Rabu (07/08/2019) saya mengikuti Kunjungan Industri ke DKI Jakarta, yang terbagi menjadi 3 Tempat Kunjungan yaitu pertama Kunjungan ke Perpustakaan Nasional yang bertempat di Jl.Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat.


Yang kedua yaitu Kunjungan Ke Union Space untuk mengikuti workshop, dan terkahir ke NET.tv studio Ini Talkshow.




Sekian dan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb


Minggu, 04 Agustus 2019

Skenario Islami "Cahaya Surga"

Judul Film     : Cahaya Surga
- Tema             : Hijrah Sang Perindu Surga
- Sinopsis
Fadly seorang pelajar sma yang terlalu sering melihat ayah dan ibunya bertengkar. Dia masih labil, dengan lingkungan seperti itu sangat berdampak pada tingkah lakunya, dia jadi pemalas, malas untuk beribadah dan seakan tidak peduli dengan kondisi sekitarnya. Hingga perkataan dari teman kelasnya Wulan, menyentuh hatinya, membuatnya berpikir bahwa dialah yang bisa mengubah hidupnya, keluarganya, untuk sama-sama menjadi lebih baik dengan memulai mendekatkan diri kepada sang pencipta. Dengan sikap, ibadah serta komunikasi yang ditunjukkan pada kedua orang tuanya, perlahan tapi pasti hidupnya berubah, ayah dan ibunya tidak lagi bertengkar dan Fadly menjadi lebih baik dari segi agama juga sikap, membuatnya berpikir kembali, membuatnya tersadar akan adanya Surga, tempat yang seharusnya dia kembali.

- Naskah
1.  INT. RUMAH FADLY – MALAM
Fadly terbangun dari tidur, dia keluar kamarnya saat mendengar pertengkaran ayah dan ibunya.
Ayah   : "Kamu itu, lihat baju ini(melempar) tidak rapi sama sekali".
Ibu   : "Ini sudah rapi!, kenapa aku selalu salah dimata mu".
Fadly   : "Kalian itu kenapa sih? Selalu bertengkar, hal sepele, malu didengar tetangga".
Fadly keluar rumah dengan kekesalannya.
Kali kedua, Pecahan kaca, tangisan serta teriakkan terdengar dari ruang tengah, tempat biasa yang selalu jadi tempat pertengkaran. Fadly kesal melihat hal itu terus terulang, dia langsung masuk ke kamar, menutup pintu kamar dengan cukup keras. Dia duduk bersandar dipintu, dia memukul lututnya dan menundukkan kepalanya. Suara teriakkan dari ibunya terdengar sampai ke kamar, Fadly mengambil handphone serta headset diatas tempat tidur dan langsung memasangkan headset ketelinganya, dia menghela nafas, membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.

2. INT. RUANG KELAS – SIANG
Pelajaran sudah berakhir, namun masih ada siswa yang berada di kelas. Adzan dzuhur berkumandang, tanda para lelaki untuk sholat dzuhur. Fadly masih di kelasnya tidak menghiraukan suara adzan itu, dia membaringkan tubuhnya didua kursi yang dia satukan. Wulan teman nya, duduk dikursi yang berjarak dua meja dari tempat Fadly, dia sibuk dengan laptopnya, namun dia menegur Fadly sambil sedikit berteriak mengetahui Fadly tak beranjak dari posisinya sekarang.
Wulan   : "Fadly, Fadly!" (sambil melihat Fadly).
Fadly   : "Eemm.."
Wulan   : "Kamu gak sholat dzuhur apa?. Kemarin kemarin kamu juga gak sholat kan?, kamu tau kan, kalau meninggalkan solat itu dosa"
Fadlan : "Udah, diam bawel. Gue tau, gak usah ngurusin hidup gue".
Wafa  : "Astagfiruloh".
Temannya yang lain hanya melihat dan menggelengkan kepala dengan sikap Fadly. Wulan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas untuk solat dzuhur dan langsung pulang.

3. EXT. KORIDOR SEKOLAH – SIANG
Fadly duduk sambil memainkan games dihandphone-nya. Wulan melihat Fadly, namun melewatinya begitu saja. Fadly heran karena Wulan tak sama sekali menegurnya. Fadly memberhentikan permainannya dan mengejar Wulan. Fadly berbicara dengan Wulan sambil berjalan.
Fadly    : "Tumben kamu gak negur lagi, ngingetin buat sholat".
Wulan  : "Emang perlu ya saya ingetin tiap minggu?"
Fadly   : "Cuma kamu yang selalu ngingetin aku, tapi kamu gak tahu kehidupanku seperti apa".
Wulan memberhentikan langkahnya,
Wulan  : "Gimana pun hidup kamu, gak ada alasan untuk gak sholat. Karena sholatlah yang bisa merubah hidup. Kamulah yang bisa memulai untuk merubahnya dan satu lagi, kamu itu calon imam, kamu gak punya keinginan membawa keluarga kamu ke Surga?"
Fadly terdiam, Wulan meniggalkan Fadly dalam renungannya.

4. INT. RUMAH FADLY – SIANG
Fadly memasuki rumah, dia melihat pertengkaran lagi, ekspresi wajahnya langsung berubah datar, melihat pertengkaran seperti tak berujung. Dia menuju kamar dan kembali lagi ke ruang tengah tempat pertengkaran itu terjadi sambil membawa sejadah. Fadly sholat di ruang itu, kedua orang tuanya melihat, mereka heran, berhenti. Ibunya pergi menuju kamar dan ayahnya keluar rumah. Setelah sholat, Fadly mengusap wajahnya, dia merasa nyaman, ada kenyamanan didadanya. Ayahnya pulang ke rumah, dilihatnya Fadly sedang mengaji diruang tengah, ruang yang sering menjadi tempat pertengkaran. Ayahnya membenarkan kera bajunya dan duduk disofa. Fadly melihat ayahnya dan menyelesaikan bacaannya. Dia duduk, mencoba berbicara dengan ayahnya. Fadly juga berbicara dengan ibunya yang saat itu ada didapur, layaknya anak dan orang tua.

5. EXT. TAMAN SEKOLAH – PAGI
Jalanan dengan pepohonan menyertainya terlihat indah bagi Fadly, udara berhembus begitu sejuk, menatap langit sambil tersenyum.

6. INT. RUMAH FADLY – MALAM
Ibu Fadly menyiapkan makanan dimeja, Fadly dan ayahnya duduk dikursi meja makan. Terasa sudah lama, terasa sedikit canggung dengan kondisi itu. Fadly memberikan isyarat dengan memegang pundak ayahnya sambil menganggukkan kepala setelah selesai makan. Mereka membentangkan sejadah diruang tengah, Fadly tersenyum, mereka sholat bersama.

7. INT. RUANG KELAS – SIANG
Pelajaran selesai, Fadly langsung bergegas ke luar kelas, namun salah satu temannya bertanya,
Teman kelas   : "Mau kemana?"
Fadly   : "Ke Masjidlah"
Fadly langsung melirik Wulan yang sedang duduk di kursinya, Wulan menyadari itu, dia heran, namun tersenyum saat Fadly berlalu pergi.

8. EXT. AREA MASJID SEKOLAH – SIANG
Fadly mengambil wudhu dan sholat di masjid.
FADLY (V.O)
Bila aku diizinkan, aku ingin pergi ke dua tempat, Mekkah dan Surga, aku ingin mencintai-Mu sebenar-benarnya cinta, aku ingin bertemu dan kembali ke Surga, tempat yang seharusnya aku kembali.

Contoh Skenario Pengetahuan "Jembatan Ilmu"

- Judul  : Jembatan Ilmu
- Tema : Berguru pada buku
- Sinopsis
Anak perdesaan memiliki keinginan yang besar untuk membaca dan mengetahui apa saja tentang isi semesta. Namun terkadang keinginan itu hanya menjadi mimpi. Terutama anak-anak desa yang jauh dari peradaban informasi. Jauh dari segala informasi membuat mereka haus akan hiburan dan informasi. Buku-buku yang dibawa Mail lah yang menjadi pelepas dahaga pengetahuan yang selalu ditunggu. Mereka butuh kesempatan, fasilitas dan kemudahan untuk bisa mendapatkan buku-buku yang berkualitas.

- Naskah
1. Ext. Teras Rumah - Siang
Anak-anak sedang membuat mainan dan kerajinan. Anak laki-laki membuat mainan mobil-mobilan dan anak perempuan membuat bunga dari sedotan plastik. Buku menjadi guru bagi mereka.

2. Ext. Sebuah tempat – siang jelang sore
Setiap menjelang sore, usai membantu orangtua di sawah atau ladang, anak-anak perdesaan sering menghabiskan waktu di sebuah tanah kosong di pinggir desa. Anak perempuan bermain lompat karet dan anak laki-laki biasanya bermain bola. Sambil bermain anak-anak itu bersenda gurau.

3. Ext. jalanan – siang jelang sore
Sebuah motor butut yang dikendarai Mail perlahan namun pasti menyusuri jalan-jalan desa yang tak mulus. Ada kardus yang terikat kencang di atas jok belakang Mail.

4. Ext. Sebuah tempat – siang jelang sore
Dari kejauhan motor yang dikendarai Mail makin mendekat ke arah anak-anak yang sedang bermain. Piyan yang sedang asyik bermain menoleh ke arah Mail dan berteriak.
Piyan   : "Hoii…itu bang mail sudah datang"
Anak-anak sontak berhenti bermain dan segera berhamburan menyambut kedatangan Mail. Motor yang dikendarai Mail diparkirkan di bawah sebuah pohon rindang. Setelah motor terparkir dengan baik, Mail segera membuka tali yang mengikat kardus di jok belakang motornya. Karena tak sabar, anak-anak ikut juga membantu. Piyan yang paling sigap mengangkat kardus dan meletakkannya di tanah. Anak-anak lainnya langsung mengerubung. Mail geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Mail : "Pelan-pelan ya, jangan sampai merusak buku-bukunya."
Hampir setiap minggu jika cuaca sedang bagus, Mail sering mengunjungi anak-anak perdesaan sambil membawakan mereka buku-buku. Di tanah kosong pinggir desa inilah setiap minggu Piyan cs selalu menunggu kedatangan Mail. Jauh dari segala informasi membuat mereka haus akan hiburan dan informasi. Buku-buku yang dibawa Mail inilah yang menjadi pelepas dahaga pengetahuan yang selalu tunggu.

5. Ext. Belakang rumah Piyan – pagi
Di belakang rumah panggung yang sederhana, Abah sedang menimba air dari sumur. Emak muncul dari dapur membawa baskom yang berisi piring-piring dan gelas kotor sisa makan tadi malam. Eni duduk dekat sumur. Abah menuang air ke dalam ember-ember yang sudah disiapkan Eni. Emak meletakkan baskom dan duduk dibangku kecil buatan abah.
Emak   : "Airnya makin lama kok makin keruh begini ya Bah?
Abah   :"Iya. Abah juga heran, padahal minggu kemarin baru saja Abah kuras."
Eni memperhatikan air di ember yang nampak keruh berwarna kecoklatan.

6. Ext. Sawah – Siang
Siang begitu terik. Di bawah pohon dekat sawah, Piyan duduk sendirian. sepeda bututnya dibiarkan tergeletak di tanah. Di bibirnya terselip sebatang rumput ilalang yang sedari tadi terus digerak-gerakkannya. Piyan sedang asyik membaca buku bekas yang ia pinjam dari pustakaan keliling bang Mail. Beberapa buku dongeng anak-anak tergeletak di sampingnya. Majalah yang dibacanya hanya dibolak balik saja. Pikiran Piyan melayang entah kemana.
Angin berhembus kencang, membuyarkan lamunan Piyan. Dia kembali membolak balikan buku. Sesekali pandangannya dibuang jauh ke depan. Piyan merasa damai menikmati hamparan sawah yang bergelombang indah ditiup angin. Padi-padi menguning keemasan. Sebentar lagi panen tiba. Di kejauhan, beberapa petani menyusuri pematang dengan tawa gembira. Suasana alam pedesaan inilah yang membuat Piyan betah.

7. Ext. Rumah Piyan – Malam
Sepulang dari mengaji, Piyan dan teman-temannya berjalan pulang. Sinar bulan dan lampu-lampu yang dipasang di depan tiap rumah menjadi penerang bagi mereka. Sampai di ujung jalan, Piyan dan Eni berbelok ke arah rumah.
Piyan   :" Kami duluan ya"
Rusli   : "Yan, besok kita kumpul di tempat biasa"
Sanip   : "Jangan lupa bawa buku dongeng yang kamu pinjam kemarin ya"
Piyan   : "ok boss!"
Piyan dan Eni langsung masuk ke dalam rumah. Rusli dan yang lainnya bergegas pulang ke rumah masing-masing.

 8. Ext. Sawah – Siang
Piyan masih duduk di bawah pohon di pinggir sawah. Tiba-tiba dikejauhan terdengar suara memanggil-manggil namanya. Rupanya dari arah pematang sawah, Rusli, Sanip dan Anwar berlari-lari menghampiri Piyan.
Rusli, Sanip, Anwar   : "Piyan,,,,piyan,,,hoiii
Sambil terengah-engah, Rusli, Sanip dan Anwar duduk di sebelah Piyan.
Rusli   : "Yan, buku dongeng anak-anak yang kamu pinjam kemarin, sudah selesai kamu baca belum?
Sanip  : "Setelah kamu, aku dulu ya Yan…!"
Rusli   :"Heh, aku dong, dari kemarinkan aku sudah bilang ke Bang Mail. Setelah Piyan aku yang mau pinjam.
Anwar  : "Gini aja.  Daripada kalian berebut, mending aku aja yang duluan"
Anwar mengambil buku dongeng di sebelah Piyan. Rusli dan Sanip tiba-tiba ikut berebut
Piyan   :" Heh, kalian jangan berebut gitu. Nanti bukunya robek"
Benar saja. Buku yang diperebutkan Rusli, Sanip dan Anwar robek.
Piyan   :"Nahkan, apa aku bilang."
Piyan segera mengambil robekan buku yang ada di tangan Rusli, sanip dan anwar. Mereka tampak tegang tak percaya apa yang sudah mereka perbuat.
Piyan   :"Waduh, gimana ini. Pasti bang Mail marah."
Burung-burung pemakan padi terbang. Menari-nari di langit. Sementara Piyan, Rusli, Sanip dan anwar terlihat cemas. Pikiran mereka juga terbang. Tapi entah kemana.

9. Ext. Sebuah tempat – Siang
Tidak seperti biasanya, lapangan tempat anak-anak bermain Nampak sepi. Padahal mereka ada di sana. Di bawah pohon anak-anak tampak duduk memutar. Diantara anak-anak itu, Piyan, Rusli, Sanip dan anwar yang terlihat begitu tegang. Tak lama suara motor Mail terdengar dari kejauhan. Mail heran. Tidak seperti biasanya kalo dia datang anak-anak pasti langsung menyerbu, tapi kali ini tidak. Setelah menurunkan kardus yang dibawanya, Mail langsung bergabung dengan anak anak.
Mail :"Loh, ada apa ini.. Kok kalian diam semua seperti patung hehehe,,,,
Mail coba merubah suasana. Tapi anak-anak tetap diam saling berpandangan dan tak merespon Mail.
Mail : "Ada apa Piyan?"
Mail bertanya pada Piyan. Karena Piyan anak yang paling menonjol diantara lainnya. Piyan ragu namun berusaha kuat dan memberanikan diri berdiri lalu menghampiri bang Mail. Ada bungkusan plastik di tangannya.
Piyan  : "Begini bang, ehhh..ehhh..Kami mau minta maaf….
Piyan ragu sambil menoleh ke arah Rusli, Sanip dan Anwar. Mereka juga terlihat gelisah.
Mail  :"Ada apa Piyan, coba ceritakan saja sama abang"
Piyan  :"Kalo saya berterus terang, abang jangan marah ya"
Mail mengangguk sambil tesenyum melihat tingkah yang aneh dari anak-anak.
Piyan  :"Buku dongeng yang kemarin saya pinjam, robek bang.
Piyan mengulurkan plastik kresek warna merah yang di dalamnya ada buku dongeng yang robek. Semua menunduk tak ada yang berani menatap bang Mail. Suasana hening dengan fikiranya masing-masing. Mail Cuma tersenyum. Diambilnya kresek di tangan Piyan. Dibuka kemudian dilihatnya buku dongeng yang robek itu.
Mail  : "Abang tidak marah.Nanti abang carikan lagi supaya kalian bisa bergantian membacanya kembali. Tapi ini pelajaran buat kita semua. Buat abang dan kalian semua, buku itu menjadi barang yang sangat penting dan berarti. Kalo di kota orang bisa dengan mudah mendapatkannya karena toko buku banyak dan mereka punya uang untuk membeli. Tapi buat kita, masih sulit. Oleh karena itu kita harus hati-hati menjaga dan merawatnya."
Setelah mendengar apa yang dikatakan bang Mail, anak-anak sedikit lega. Namun perasaan bersalah masih tetap menggelayuti mereka terutama Piyan cs.
Mail  :"Tapi kamu sudah sempat membacanyakan Piyan?"
Piyan  :"Sudah bang"
Mail  :"Kalo begitu, kamu harus menceritakan kepada yang lainnya dongeng yang sudah kamu baca yang masih terekam dimemory kamu."
Piyan  :"Siap bang"
Mail  :"Ayo adik-adik, kita dengar dongeng yang akan diceritakan Piyan.
Piyan mengambil tempat  dan segera menceritakan dongeng yang sudah dia bacanya. Anak-anak yang lainpun mendengarkan dengan seksama. Langit tampak begitu indah sore itu.