- Judul : Why me
- Tema : Seorang Anak yang terjebak dalam kerasnya kehidupan.
- Sinopsis :
Nisa dengan terus menerus harus mengais pundi-pundi rupiah untuk menopang keberlangsungan hidup dirinya dan bapaknya. Segala upaya dikerahkan untuk menunjukkan rasa bakti kepada bapaknya walaupun tekanan demi tekanan yang ia peroleh setiap waktu tidak membuat bapaknya tersadar untuk menghapus pilu hidupnya.
- Naskah :
1. INT. RUMAH TASYA – SIANG
Nisa sedang mengerjakan tugas matematika milik temannya, matanya tertuju pada jam dinding yang menunjuk pukul 14.30. Dengan cepat ia menyelesaikan dan berpamitan dengan Tasya yang sedang asik bermain HP.
Nisa :“Tasya, ini tugasnya sudah selesai.”(penuh hati-hati)
Tasya melemparkan uang ke arah Nisa, dan Nisa mengambil uang tersebut kemudian bergegas pulang.
2. EXT. JALAN KECIL DEPAN RUMAH NISA– SIANG
Nisa dengan pakaian sekolahnya berjalan dengan cepat menuju rumahnya.
3. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH NISA – SIANG
Bapak duduk menunggu kedatangan Nisa di depan rumah sembari mengisap rokok di tanganya. Nisa datang dengan penuh rasa tidak enak kepada bapaknya.
Bapak : “Kenapa kau baru pulang?” (kesal)
Nisa : “Maaf Pak, Nisa tadi habis ke rumah teman. Nisa habis…”
Bapak : “Habis main? Ini anak kerjanya main terus. Kau kira hidup ini tak perlu makan? Perut Bapakmu ini loh.” (Nisa terdiam)
Nisa : "Ini Pak." (Menyodorkan uang)
Bapak : "“Bagus. Cepat sana ganti baju.”(Nisa masuk ke dalam rumah)
Ketika Nisa masuk ke dalam rumah, sebuah kertas terjatuh ke tanah tanpa disadarinya dari saku Nisa. Bapak yang penasaran dengan isi kertas tersebut akhirnya membukanya. Kertas tersebut berisi nilai ulangan Bahasa Indonesia. Bapak melihat tempat duduk depan rumah dan teringat dengan masa lalu.
4. EXT. KURSI DUDUK DEPAN RUMAH NISA – SIANG (FLASHBACK)
Nisa berpakaian seragam SD sedang duduk dan berbincang dengan Bapaknya.
Nisa : “Pak, Nisa mau ngelanjutin sekolah. Kata orang, orang yang sekolah tinggi pasti akan punya uang. Nanti kalau Nisa punya uang, apapun yang Bapak minta pasti Nisa berikan.” (Bapak mengangguk-ngangguk sembari tersenyum)
5. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH NISA – SIANG
Bapak melihat kertas ulangan Bahasa Indonesia yang tadi terjatuh dari saku Nisa kemudian meremas kertas tersebut dan membantingnya dengan kesal serta bergegas memasuki rumah. Beberapa saat kemudian Bapak keluar rumah dan membakar tas sekolah milik Nisa di halaman rumah. Setelah tas di bakar, Nisa keluar rumah dan menghampiri Bapaknya.
Nisa : “Jangan Pak.. Kenapa Bapak melakukan ini semua? Nisa masih ingin sekolah Pak… Pak, kenapa Pak?” (menangis)
Bapak : “Percuma kau sekolah. Untuk apa kau sekolah kalau hanya nilaimu dua puluh. Itu hanya membuang-buang uang saja.” (kesal)
Nisa : “Nisa tidak pernah mendapatkan nilai dua puluh Pak, nilai ulangan Nisa sembilan puluh.” (menangis)
Bapak : “Jangan berbohong. Itu buktinya.” (menunjuk buntelan kertas)
Nisa : (Nisa membuka isi buntelan kertas) “Lihatlah Pak, ini punya Tasya bukan punya Nisa Pak” (menunjukan pemilik kertas kepada Bapak)
Bapak : “Percuma kau tangisi tas dan bukumu itu. Sudah sana cari uang.” (Bapak pergi meninggalkan Nisa)
Nisa menangis memandangi api yang semakin melahap habis tas sekolah miliknya. Lantas Nisa masuk rumah untuk berganti pakaian karena teringat harus mencarikan uang untuk bapaknya.
6. EXT. PINTU DEPAN RUMAH NISA – SIANG
Nisa keluar rumah untuk mencari uang dengan pakaian yang sudah biasa ia gunakan untuk mencari uang.
7. EXT. EMPERAN DEPAN MINI MARKET – SORE
Nisa memasuki emperan mini market untuk kemudian duduk di depan pintu mini market dengan sebuah wadah di tanganya. Beberapa saat kemudian datanglah seseorang yang memasuki pintu mini market dan menabrak duduk Nisa karena terburu-buru. Penjaga toko mini market kemudian membantu merapikan uang Nisa yang tercecer.
8. EXT. KURSI DUDUK HALAMAN RUMAH NISA – SORE
Bapak duduk sembari membuka tutup botol minuman beralkohol dan menuangkan minuman tersebut ke sebuah gelas untuk kemudian meminumnya.
9. EXT. EMPERAN MINI MARKET – SORE
Penjaga mini market membantu Nisa untuk meninggalkan emperan mini market.
10. INT. RUMAH NISA- MAGRIB
Bapak meminta semua uang yang sudah Nisa dapatkan seperti yang sudah dilakukan setiap hari.
Bapak : “Mana uang hari ini? Mana?” (tegas)
Nisa mengambil uang dari saku lantas memberikan uang tersebut kepada bapaknya, diikuti Bapak mendorong Nisa hingga terjatuh. Yang bisa Nisa lakukan hanya diam dan menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar